Buscar

Páginas

Selasa, 18 Oktober 2011

THE INTERSECTION OF LOVE Part II

Monday. Pukul 08.00…..
Saatnya ngampus. Sebenarnya kuliah hari ini mulai pukul 09.50. Tapi karena ada tugas Metode Komputasi yang belum kuselesaikan jadi aku pagi-pagi ke kampus buat nyontek pekerjaan teman.  Sampe di kampus, ternyata teman-teman yang lain masih sementara kerja tugas lewat laptop masing-masing. Huahh.. Aku bingung nih. Aku mau kerja apaan, laptop ga ada. Gara-gara laptopku ga mau kompromi, masa install Borland C++ saja ga bisa.
Handphoneku bergetar. SMS dari Shone. Pagi ini aku cuman bisa duduk di bawa lantai perpustakaan sambil SMS-an with Shone.  Shone menawarkan untuk meminjamkan laptopnya.
“Oh ga usah. Kamu kan udah di kampus, masa balik lagi ke rumah buat ambil laptop. Kalo dosen kamu masuk gimana? Ga usah deh” ku send SMS ini. Aku ga mau merepotkan Shone. Tapi dia bilang nggak papa dan dia juga udah siap-siap ke rumahnya ambil laptop. Ya ampun Shone, kamu baik banget.
Shone muncul juga sambill membawa laptop. “Thanks banget Shone. Maaf udah bikin repot.” Kataku setelah menerima laptopnya. Senang rasanya, bisa memiliki pacar yang baik kaya Shone. Tapi…… Hmm, aku menghela napas. Biarlah semuanya mengalir. AKu kembali ke perpustakaan dan mengerjakan tugas pemrograman. Dan yap, akhirnya selesai juga. Walau sebagian nyontek dari Awen.
Waktu terus bergulir sampai kuliah Metode Komputasi berakhir. Tadi, Shone sms mau ngantar aku pulang. Tapi, bagaimana aku bisa jalan dengannya, kalo hati ini masih berkecamuk. Aku harus cari alasan.  Kuajak Awen dan Nadine pergi jalan-jalan.  AKhirnya aku menemukan alasan juga.
Kutemui Shone. “Shone, maaf. Aku mau pulang sama teman-temanku. Aku udah ada janji dengan mereka.” Ku kembalikan laptopnya dan say good bye. Aku pun pergi dengan teman-temanku. Maafkan aku Shone, tapi lega juga, pikirku.
               
Wednesday. Sore.
Shone, lagi dmn?” SMS-ku ke Shone, berharap dia cepat balas. Tapi lama kutunggu, tidak ada balasan.
Ini pertama kalinya aku yang SMS Shone duluan. Kali ini aku benar-benar membutuhkannya. Aku berharap dia mau menemani aku belanja keperluan kuliah. Tapi ga ada balasan. Kesal juga. Terpaksa aku berangkat sendiri.
Di jalan, ada sms masuk. Kirain dari Shone. Ternyata dari Fendy, teman kost-ku.
“Hai lagi di mana?”
“Di jalan”
“Mau kemana ato dr mana?
“Mau ke Agung”
“Kenapa ga bilang2 spy saya antar”
“Ga kepikiran. Mksih”
“Btw, gmn? Kamu mau ga jd pcrku?”
“Aku kan udah pernah blg ‘ga bisa’.”
“Spa tau km bisa berubah pikiran. Kita coba aja dulu.”  What the hell.. Dulu udah pernah aku tolak. Dia pikir aku ini ga konsisten apa. Kusimpan handphoneku tanpa balas SMS Fendy yang terakhir. You’re so annoyed. Damn… Malas ah ladeni yang satu ini, mikir Shone, Sean dan Joyles aja udah bikin pusing.
Dengan hati dongkol, aku beli perlengkapan kuliah. SMS yang masuk di handphone tidak aku hiraukan. Aku kesal banget kali ini. Pertama, Shone yang ga balas SMSku. Kedua, Fendy yang menambah pusing pikiranku.
Sampai di kost, kubuka hapeku. Ga ada niat untuk balas sms yang masuk. Aku mengetik SMS untuk teman curhatku, Efrin.
“Kalo ga ada rasa ama dia, ngapain kamu terima. Kamu blg dia baik. Ok. Tapi bukannya sama aja kamu manfaatin dia? Sebaiknya kamu akhiri secepatnya, sebelum terlanjur jauh lagi.  Kamu sendiri nanti tersiksa dan kalo emang dia suka sama kamu, kamu hanya akan menyakiti perasaannya.”  Saran Efrin tepat mengenai hatiku.
Kini kurenungkan semuanya. Apa aku sudah sangat keterlaluan? Aku menerima Shone bukan karena cinta. Aku sendiri tidak tahu apa alasanku menerimanya. Aku iseng-iseng saja kah? Atau memang aku mencari seseorang yang bisa mencairkan hatiku yang masih terpaku pada Sean.  Hatiku  tidak terlalu sulit untuk dicairkan. Tapi sampai sekarang hatiku masih untuk Sean. Yang aku tahu dulu dia pernah hilang dari hatiku. Ketika itu aku pacaran dengan temannya, Juvel. Juvel yang perhatian, romantis, pengertian dan cakep membuatku melupakan Sean. Tapi itu hanya sementara. Hubunganku dengan Juvel hanya bisa bertahan 5 hari. Aku tidak bisa mempertahankannya lebih lama lagi karena aku tahu cepat atau lambat perpisahan akan terjadi. Setelah beberapa lama berpisah dengannya, Sean kembali hadir dalam angan-anganku. Dia kembali bertahta dalam singgasana hatiku. Dan sampai sekarang aku tidak pernah melupakannya lagi.
Aku tidak mengerti perasaanku ini. Aku memang belum bisa melupakan Sean, dan kini kembali muncul seseorang yang kini selalu menghiasi benakku. Joyles. Aku memang jarang bertemu dengannya. Tapi akhir-akhir ini dia sering muncul di dunia facebook. Chat dengannya membawa kebahagiaan tersendiri buatku. Aku sampai bisa melupakan Sean sesaat. Tapi aku tidak ada nyali sedikit pun untuk mengungkapkan isi hatiku pada Joyles. Lebih baik rasa ini kupendam saja, tapi aku sangat berharap bisa menjadi seseorang yang istimewa untuknya. Hmm,, mungkin ini hanya bisa menjadi angan-anganku saja.
Kadang aku ingin menangis. Menangisi nasibku yang hanya bisa memendam perasaan. Aku tidak bisa menyatakan hasrat hatiku pada Joyles. Sean, meskipun dia tahu aku masih mencintainya, tapi dia sudah terbang jauh. Semua rasa ini hanya bisa kupendam. Nyesek banget. Apakah aku tidak bisa memiliki seseorang yang aku cintai? Hati ini terasa disayat pisau tajam. Tapi satu prinsipku yang selalu kupegang. AKu tidak boleh meneteskankan setetes air mata pun untuk laki-laki. Air mata ini terlalu berharga untuk menangisinya. Aku harus menjadi wanita yang tegar, walau hati ini sangat sakit.
               
Sunday. Malam…..
Aku harus bulatkan tekat. Kalo aku nggak bisa miliki seseorang yang aku cintai, orang yang mencintaiku juga tidak bisa memilikiku.
 Memutuskan hubungan dengan Shone, itu pilihan terbaik. Terlalu lama bersamanya bisa menumbuhkan rasa cinta di hatiku. Aku tidak sanggup kalau harus mencintaimu. Karena yang aku tahu setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
 Shone, maafkan aku. Mungkin menurutmu aku mengakhiri ini dengan alasan yang tidak jelas. Aku sadari itu. Tapi bagaimanapun, tidak mungkin  kukatakan kepadamu bahwa di hatiku ada orang lain. Terima kasih pernah hadir dalam kehidupanku.
Kini, aku hanya berharap semoga sang waktu bisa menghapus rasa cinta yang hanya bisa kupendam dalam hati saja.

Selasa, 11 Oktober 2011

THE INTERSECTION OF LOVE Part I

  “So, would you like to be my girlfriend?”
Tidak bisa kupercaya, dia yang baru bertemu kembali denganku di dunia maya, menyatakan cinta. Dia hanya pernah berkenalan denganku di suatu acara. Tapi itu udah lama banget, sekitar dua tahun lalu. Sejak saat itu aku nggak pernah lagi ketemu dengannya. Sangat sulit dipercaya kalo saat ini dia berani mengungkapkan isi hatinya hanya lewat chatting facebook. Kata orang sich, kalo ada yang menyatakan cinta lewat SMS, telfon, chatting ato apalah yang nggak secara langsung, katanya cintanya itu nggak tulus.
09-10-11.Tanggal yang bagus, pikirku. Iseng-iseng aku balas chatnya,:OK.
Well, jadilah hari ini aku resmi jadian dengan Shone. Walau sebenarnya di hatiku masih ada Sean, cinta pertamaku. Toh dia juga nggak nanya apa aku suka dia ato tidak. ^_^
Hari ini dia ngajak aku ke sebuah acara.
“Okelah, kita ketemuan di sana. Tapi jangan telat, aku nggak mau nungguin kamu. Ok?” jawabku lewat hp.
“It’s OK. Pasti aku duluan yang nyampe.” Kata-katanya begitu meyakinkan di seberang sana.
Jam demi jam pun berlalu. Pukul 17.30 aku sudah siap berangkat ke acara itu. Aku kirim sms ke Shone “Aku udah berangkat nih. Don’t be late yah.”
Gerbang gedung tempat acaranya udah dekat. Aku sms Shone, tapi ga ada balasan. Aku telfon ga diangkat. Huft,, dia masih di jalan kali. Aku berjalan melewati parkiran sambil mataku tertuju pada tanganku yang sedang ngetik sms. Dan SEND. Mataku kembali ku arahkan pada jalan yang akan kulalui, tapi samar – samar ku lihat dari ekor mataku seperti ada sosok yang memperhatikanku. Kupalingkan pandanganku ke sosok itu. Oh My God…… Joyles. Cowo yang pernah aku suka.  Dia kini berjalan di depanku, membelakangiku.
Sambil terus berjalan kuperhatikan sosok itu. Aku terus memikirkannya, apa aku salah lihat? Berbagai macam hal muncul dipikiranku, sampai akhirnya tiba di pintu gedung, handphoneku bergetar. Akh, telfon dari Shone. Kuangkat sambil terus memandangi sosok itu. Meskipun saya berkonsentrasi mendengar suara Shone dari handphoneku, aku masih bisa menangkap ketika sosok itu menghadap ke arahku sambil tersenyum. Tapi aku tidak tau apa dia melihatku atau tidak. Belum pasti juga dia masih mengingatku.
Kuputuskan untuk keluar dari gedung dan menunggu Shone di luar. Damn,, kesal banget rasanya. Menunggunya di luar gedung padahal acara udah mulai. Banyak teman-teman yang lewat dan ngajak aku masuk bareng. Tapi bagaimana nih, aku harus menunggu Shone. Ugh lamaaa….
Akhirnya dia muncul juga. Untung aku masih ingat wajahnya. Aku tersenyum menyambutnya meskipun masih ada rasa kesal di hatiku tapi aku berusaha menyembunyikannya. Aku dan dia masuk ke dalam.
Sampai di dalam aku tidak bisa memusatkan pikiranku. Bukan karena ada Shone di sampingku, tapi Joyles. Aku yakin yang kutemui tadi itu betul-betul Joyles. Getaran di hati seperti waktu pertama melihatnya kini muncul lagi, bahkan getaran itu makin kuat.
Aku pertama kali bertemu dengan Joyles sekitar bulan September 2010. Saat aku melihat dirinya untuk pertama kali, aku mulai merasakan getaran itu. Ada pesona dari wajahnya yang tidak bisa aku deskripsikan. Sepertinya aku suka dengan dia. Tapi hanya satu yang aku pikirkan saat itu, bahwa ini hanya sekedar rasa suka, nanti juga akan hilang sendiri dan hanya ada satu yang bertahta dalam hatiku yaitu cinta pertamaku.  Selang beberapa minggu, aku kembali bertemu dengannya. Keyakinanku bahwa rasa itu hanya sekedar rasa suka selalu kutanamkan dalam pikiranku. Sampai akhirnya berbulan-bulan tidak pernah melihatnya, ditambah kesibukan kuliah, membuatku melupakannya. Tapi hari ini aku kembali melihat dirinya, membuatku tidak berhenti memikirkannya.
Acara pun berakhir. Shone menawarkan untuk mengantarku pulang. Tapi aku tolak. Bukannya aku tidak bisa menunggunya karena dia harus mengantar kakaknya dulu. Tapi saat ini hatiku betul-betul kacau. Aku hanya ingin pulang sendirian. Aku tidak tahu bagaimana perasaanku saat ini. Di satu sisi aku bahagia bertemu kembali dengan Joyles. Di satu sisi aku merasa bersalah pada Shone, aku bersamanya tapi dipikiranku hanya ada orang lain. Namun, di sisi lain juga, aku memikirkan Sean, my first love yang sampe saat ini tidak bisa kulupakan. God, I’m not really sure what’s wrong with my heart. What should I do?  
Sampai di kost, aku segera bersiap-siap karena malam ini aku akan nginap di rumah sahabatku, Sheril. Di rumah Sheril, ku buka notebook untuk login di facebook. Aku cari-cari nama Joyles. Akhirnya kutemukan juga akunnya. Segera aku klik “tambahkan sebagai teman”. Beberapa jam kemudian dia menerima permintaan pertemananku dan namanya muncul di daftar obrolan. Kutanggalkan gengsi dan kuberanikan mengetik “Hai kak [:)]…Mkcih dah konfrm” dan kutekan ENTER.
Dengan perasaan ga karuan kutunggu balasannya. Dan akhirya muncul juga “halo ike,.. oke,.sama". Yess… He still remember me. Obrolan kami berlanjut. Aku tidak mau diganggu. SMS dari Shone ku abaikan. Malas banget mau balas SMS-nya. Shone nelfon, aku nyuruh Sheril yang angkat dan bilang kalo aku nggak ada.
Hari udah subuh, chatting dengan Joyles juga kuakhiri. Kurebahkan tubuhku di atas kasur. Kututup mataku. Pikiranku mulai bertanya-tanya. Kenapa rasa ini semakin kuat untuk Joyles?  Kenapa dia muncul di saat yang ga tepat?  Di saat aku baru-baru jadian dengan seseorang. Tapi, aku juga masih mencintai Sean meskipun hanya bisa terpendam dalam hatiku. Aku bimbang ya Tuhan. Aku harus bagaimana dengan Shone yang sekarang resmi jadi pacar aku? Hati ini terasa sakit. Tuhan, apakah aku memang tidak bisa memiliki orang yang aku suka? Apakah rasa untuk Joyles ini hanya sesaat saja yang akan menghilang dengan sendirinya? Akhhh.. Aku pusing. Lebih baik aku tidur aja. Biarlah waktu yang menjawab semuanya. Terasa dalam hatiku sebuah lagu mengalun lembut.

Saat kujumpa dirinya di suatu suasana
Terasa getaran dalam dada
Kucoba mendekatinya, kutatap dirinya
Oh dia sungguh mempesona
Ingin daku menyapanya menyapa dirinya
Bercanda tawa dengan dirinya
Namun apa yang kurasa aku tak kuasa
Aku tak tau harus berkata apa

Inikah namanya cinta, inikah cinta
Cinta pada jumpa pertama
Inikah rasanya cinta, inikah cinta
Terasa bahagia saat jumpa
Dengan dirinya….

Kujumpa dia berikutnya suasana berbeda
Getaran itu masih ada
Aku dekati dirinya kutatap wajahnya
Oh dia tetap mempesona
Rindu terasa dikala diri ini ingin jumpa
Ingin s’lalu bersama, bersama dalam segala suasana…

Sabtu, 01 Oktober 2011

TH!S !S M3

 | Lonely girl. Kata orang hidup ini ramai. Tapi hari-hariku selalu terasa sepi meski banyak orang di sekitarku. Aku lebih suka berdiam diri daripada banyak berkata-kata. Coz bagiku “Talk less do more”

| Altar girl. Aku dilantik sbg anggota PPA pada tahun 2003. Dan sampai sekarang masih menjadi Pelayan Altar. Bcoz “Tiada lebih indah selain melayani-Nya”

| Eireel. What is Eireel? Eireel (baca: Eiril) singkatan dari EIghteen apRIL. Artinya aku lahir pada tanggal 18 April. (^_~)

| My family: Aku punya 3 orang kakak tapi tidak punya adik. Punya ponakan kecil yang imut, cantik, n juga nyebeliinn tapi q sayang ma dia. Namanya Brigitta. Kedua orang tuaku yang senantiasa mendidikku, memberiku kasih sayang dan membanting tulang demi hidupku dan keluarga, hingga kini aku telah dewasa. Luph u all my family “Keluarga adalah mutiara yang paling berharga dihidupku.”

| Organisasi favoritku “OMK n PPA”. Kedua organisasi yang melatih dan membina mental dan spiritualku.  Jabatan yang pernah kududuki selama berada dalam organisasi OMK dan PPA:
Anggota Bidang Liturgi PPA Wilut Paroki Makale Periode 2003-2005
Bendahara PPA Wilut Paroki Makale 2005-2007
Ketua Team Kerja Penerimaan Anggota PPA Baru merangkap sebagai ketua sementara PPA Wilut Paroki Makale tahun 2010
Anggota Bidang Liturgi OMK Wilut Paroki Makale 2008-2010
Ketua OMK St. Lion 2008-2009
Pendamping PPA St. Tarsisius Wilut Paroki Makale 2011-2012

| SKYE’ZT is my gank. Terdiri dari tujuh orang, yaitu Momeq, Ida, Ira, Sherly, Moris, Irma, en saya.... Gank Skye’Zt terbentuk atas dasar kebersamaan selama di Makassar setelah menamatkan study di SMA pada tahun 2009.

| Pendidikan:
TK Pertiwi Bungin (1995 – 1997)
SDN 111 Inpres Bungin (1997 – 2003)
SMP Katolik Makale (2003 – 2006)
SMA Negeri 1 Makale (2006 – 2009)
Universitas Negeri Makassar (2009 – 2010)
Universitas Hasanuddin (2010 – sekarang)

| Motto Hidup : “Hidup Butuh Perjuangan”